Minggu, 26 September 2010

Penyelamatan Lingkungan melalui Pertanian

Sampah menjadi persoalan yang cukup serius bagi masyarakat terutama di wilayah perkotaan. Selama ini masyarakat-rumah tangga-(produsen sampah terbesar) membuang begitu saja sampah ke tempat-tempat sampah malah buang dijalanan atau got dan/atau menyerahkan urusan selanjutnya kepada petugas kebersihan dan urusan selesai. Tetapi sesungguhnya permasalahan tidak selesai sampai di situ. Timbulan sampah di tempat pembuangan sementara dan akhir (TPS dan TPA) menjadi problem tersendiri, problem kesehatan, pencemaran dan keindahan lingkungan.
Seiring dengan perkembangan pertanian organik, sampah organik dapat diubah menjadi pupuk organik yang memiliki potensi mendatangkan keuntungan. Peluang usaha pengolahan sampah organik ini cukup menjanjikan karena permintaannya (pupuk kimia langka dan mahal) semakin meningkat seiring dengan trend pertanian organic yang makin diminati oleh masyarakat, mungkin karena masyarakat telah sadar untuk antisipasi berbagai penyakit yang timbul akibat makanan instant atau bersumber dari produk pertanian non organik. Secara kualitas sampah organik ternyata bisa menjadi pupuk kompos yang berkualitas tinggi. Dengan program ini dapat mengatasi problem kebersihan sampah yang dihadapi oleh masyarakat dan juga problem pada pasar tradisional di satu sisi dan disisi lain dapat menghasilkan produk bernilai ekonomis (beberapa perusahaan telah melakukan program ini dengan dana CSR Indonesia, misalnya Danamon Peduli, Coca Cola, PT. Gas Negara, PT.Telkom, PT.Astra, PT. Gudang Garam, Bank Syariah Mandiri, dll).

anton umy 
 fakultas pertanian

Pandangan Generasi Muda Terhadap Pertanian

Bagi kelangsungan hidup secara berkelanjutan, manusia memilih hasil tumbuhan dalam memenuhi berbagai kebutuhan. Kebutuhan berubah dari waktu ke waktu akibat bertambahnya jumlah permintaan, perubahan keadaan, perubahan selera, dan pasar. Saat ini secara global dunia dihadapkan pada permasalahan krisis pangan dan energi. Jadi, sektor pertanian berpeluang untuk terus berkarya. Yang berarti sektor pertanian layak dikembangkan demi masa depan bangsaOleh karena itu, sudah selayaknya segenap komponen untuk saling      berpartisipasi mengangkat kembali (revitalisasi) pertanian dan pendidikan pertanian di perguruan tinggi menjadi sebuah prioritas. Akan menjadi sangat ironis, jika sebuah negara agraris yang kaya dengan sumber daya alam, lahan, plasma nutfah dan sumber daya manusia, menjadi negara pengimport bahan pangan, menjadi pasar hasil pertanian negara lain, “dijajah negara lain“ dan menunggu belas kasihan negara lain.